Sabtu, 07 Agustus 2010

Mengapa makhluk hidup terdiri dari atom karbon?

Atom Karbon Dapatkah Anda menjelaskan mengapa makhluk hidup terdiri dari atom karbon? Mengapa bukan atom silikon yang sangat berlimpah di bumi?

Jawaban:
Dr. Satoru Nakashima, yang sedang mempelajari “asal mula kehiduan berdasarkan interaksi material”, bersedia menjawab pertanyaan di atas.

Pertanyaan tersebut sangat sulit dijawab. Bahkan, para peneliti dalam bidang ini belum memiliki jawabn yang konkret. Saya akan mencoba yang terbaik, untuk menjelaskan sejelas mungkin.
Mengapa makhluk hidup terdiri dari atom karbon?

Alam semesta terdiri dari 70.0% hidrogen (H), 28.0% helium (He), 0.92% oksigen (O), 0.34% karbon (C), dan 0.12% nitrogen (N). Makhluk hidup menggunakan semua unsur ini kecuali helium. Karena helium adalah gas inert dan tidak bereaksi dengan unsur lain, maka helium tidak cocok untuk makhluk hidup. Asumsi saya adalah kita, makhluk hidup di bumi, berasal dari luar angkasa.Hidrogen, oksigen, karbon dan nirtogen memang berlimpah di alam semesta, dan semuanya adalah unsur dasar untuk molekul organik. Kemungkinan molekul organik terbentuk pada lokasi yang berbeda di alam semesta. Di antara empat unsur ini, hanya atom karbon yang memiliki empat tangan untuk mengikat dan mamu bergabung dengan hidrogen, oksigen, nitrogen, dan karbon dalam berbagai cara. Hasilnya, tercipta aneka ragam molekul organik dengan reaksi kimia dan fungsi yang berbeda Dari molekul organik menjadi makhluk hidup (evolusi kimia)

Diduga bahwa sejumlah molekul organik (terutama molekul kecil) sudah tercipta di alam semesta. Namun, sangat tidak mudah untuk mengikat molekul kecil bersama-sama dan membentuk polimer. Energi eksternal dan katalis sangat diperlukan untuk melakukannya.

Kita asumsikan bahwa evolusi kimia berikut terjadi, meski butuh penelitian lebih lanjut.

Molekul organik kecil à Polimer à Polimer berkumpul bersama-sama dan membentuk fungsi kehidupan. Molekul organik, yang struktur utamanya terdiri dari atom karbon, tampaknya berpolimerisasi dan menjadi polimer yang kompleks seperti protein (struktur terlipat) dan DNA (heliks ganda). Keduanya merupakan kunci dari beragam fungsi (seperti enzim, informasi genetik) yang sangat penting dalam kehidupan

Apakah mungkin untuk membentuk makhluk hidup dari atom lain, seperti silikon?

Pertama-tama, silikon tidak terlalu banyak di alam semesta. Silikon tampaknya hanya ada di beberapa daerah tertentu, dan mereka terakumulasi, bergabung antara satu dengan yang lainnya, membentuk “planet jenis bumi” yang kaya akan silikon. Silikat, yang terutama terdiri dari atom silikon, terbentuk di palnet seperti bumi. Dan mereka adalah bebatuan. Mineral silikat (seperti quartz) memiliki rantai silikon dengan sejumlah atom oksigen, dan terdapat beberapa ion seperti natrium dan kalium di antaranya. Dibutuhkan suhu dan tekanan yang sangat tinggi untuk mengubah struktur mineral, kaca dan mineral yang terdiri dari atom silikon. Jadi sangat sulit untuk mengubah struktur berdasarkan lingkungan. Namun, silikon sangat penting digunakan seperti silikon semikonduktor yang digunakan dalam rangkaian elektronik.

CARA MEMBERI INSTRUKSI

1. Pengertian :

a. Instruksi adalah penyampaian suatu pengertian dan kecakapan kepada orang lain untuk mencapai tujuan yang dikehendaki.
b. Memberi dan melaksanakan instruksi tidak hanya mengutamakan hasil yang diperolehnya, tetapi lebih baik menitik beratkan pada latihan penggunaan nalar, pengembangan daya cipta, keterampilan dan ketangkasan.

2. Hal-hal yang mempengaruhi pemberian instruksi :
a. Persiapan meliputi :
1. Penguasaan Bahan
2. Urutan / Sistimeatika Instruksi
3. Alat-alat instruksi
b. Pembangkit minat terutama pada awal pemberian instruksi
c. Cara penyajian materi
d. Pengontrolan instruksi
e. Kesimpulan

3. Bagaimana pelaksanaan pemberian instruksi ?
Agar mencapai hasil yang diharapkan, maka diperlukan
a. Pemberi instruksi harus berada ditempat yang jelas
b. Jangan memulai instruksi sebelum audience/penerima instruksi dalam keadaan tertib
c. Bahan yang akan disampaikan mudah dimengerti ( Tidak berbelit-belit )
d. Suara harus jelas terdengar, dan tidak perlu cepat
e. Uraian tidak terlalu singkat dan tidak terlalu panjang
f. Bila perlu dibantu dengan peragaan
g. Berikan kesempatan bertanya kepada si penerima instruksi
h. Bila instruksi diberikan secara tertulis, berikan secara sistematis dan tulisan yang jelas/mudah terbaca
i. Buatlah menarik perhatian si penerima dan usahakan dapat menyingkirkan hal-hal yang mengganggu perhatian mereka
j. Usahakanlah si penerima dapat menggunakan seluruh inderanya.
k. Hal-hal yang dianggap penting, pemberi instruksi dapat memberikan pengulangan-pengulangan
l. Berikanlah kesempatan bagi si penerima instruksi untuk menyatakan kembali/ mengekspresikan instruksi yang telah diterimanya.

4. Hal-hal yang perlu diperhatikan
Berbagai faktor yang ikut menentukan perhatian penerima instruksi adalah “ gaya pemberi Instruksi “. Untuk perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
A. Pakaian
1. Berpakaianlah lengkap, bersih dan rapi
2. Hindari memakai pakaian yang berpotongan aneh-aneh/ ber asesories aneh

B. Berdiri
1. Berdirilah ditempat yang jelas
2. Hindarilah berjalan mondar-mandir yang tidak perlu

C. Mata
1. Pandangan mata hendaknya menyeluruh, artinya diarahkan kepada seluruh yang hadir secara bergantian dan dengan tepat.
2. Jangan memandang kepada seseorang atau tempat tertentu terlalu lama
3. Hindarilah sering melihat jam, memandang kebawah, memandang ke langit-langit atau memandang ke luar

D. Wajah
Pergunakanlah / tunjukanlah wajah sesuai dengan yang diucapkan ( Gembira, sedih dan sebagainya. Perlihatkan wajah yang cerah gembira dan menarik.

E. Tangan
Gerakan tangan hendaknya mengikuti maksud masalah yang dibicarakan, jangan bertentangan maksud, sehinga dapat mengaburkan pengertian. Bila tidak diperlukan, jangan menggunakan gerakan tangan. Tunjukkan hal-hal yang dibicarakan melalui tulisan, gambar, atau benda.

F. Suara dan Bahasa
1. Suara cukup jelas dan keras sesuai denagn besar ruangan dan jumlah pendengar.
2. Gunakan bahasa yang mudah dimengerti/ tidak berbelit-belit dan berikan tekanan suara pada saat-saat yang diperlukan
3. Bila mempergunakan bahasa asing, si pemberi materi harus tahu benar artinya, tahu cara mengucapkannya serta tahu penulisannya secara tepat

G. Kebiasaan-kebiasaan
1. Hilangkan kebiasaan-kebiasaan buruk misalnya melempar-lempar kapur keatas, selalu membetulkan baju atau celana dan sebagainya
2. Hilangkan kebiasaan menggunakan kata-kata/suara-suara tertentu/kalimat yang tidak perlu, misalnya : Eu….eu….., anu…..anu…., okeh…., istilahnya,…. Dll

H. Sikap menulis
1. Mulailah menulis dari sebelah kiri atas papan tulis, menuju ke kanaan lalu ke baris bawahnya.
2. Tulian harus jelas dan terlihat oleh seluruh peserta. Bila perlu untuk meyakinkan bahwa tulisan tersebut terlihat jelas, dapat ditanyakan kepada peserta paling belakang dan paling tepi

CARA MEMBERIKAN HUKUMAN
Jika pada saat-sat tertentu, si Penguji diharuskan memberi hukuman. Maka perlu diperhatikan hal-hal berikut ini :

1. Berikan hukuman pada waktu, dan moment yang tepat untuk sebuah kesalhn yang tepat pula. Jangan pernah sekali-kali memberikan hukuman pada peserta didik yang berada dalam keadaan mental yang tertekan serta kondisi fisik yang menurun.
2. Upayakan peserta didik benar-benar menyadari kesalahan yang ia perbuat. Kalau peserta didik tidak menyadari kesalahannya. Si penguji dapat mengarahkan agar si peserta didik dapat mengingat kesalahannya tersebut. Jangan langsung menghakimi, sebab hal ini tidak akan menimbulkan efek jera terhadap peserta didik untuk tidak melakukan kesalahan yang sama.
3. Jika peserta didik telah menyadarai kesalahnnya, biarkan iamenentukan sendiri jenis hukuman apa yang akan ia lakukan sebagai upaya untuk menebus kesalahannya tersebut.
4. Hindari tindakan-tindakan yang berkaitan dengan kekerasan fisik, seperti menampar, menendang dan lain-lain

Wawwww kimia analis euy...

Suatu metode screening yang baru yang menyelidiki perilaku ikan zebrafish yang menanggapi ratusan molekul – molekul kecil yang berbeda dapat membantu mempercepat proses pengembangan obat – obatan, berdasarkan para peneliti di Amerika. Pendekatan tersebut dapat membuktikan nilai khusus dalam pencarian bagi pengobatan penyakit kejiwaan.

Ikan zebrafish telah secara luas digunakan sebagai model organisme dalam penemuan obat – obatan. Terinspirasi oleh pekerjaan paralel dengan ikan zebrafish dalam screening genetik, Alexander Schier pada Universitas Harvard dan timnya telah mengembangkan suatu teknik throughput tingkat tinggi dimana larva dari ikan zebrafish dipipetkan kedalam setiap pelat dari 96 pelat yang ada, bersamaan dengan suatu obat atau obat yang manjur, dan diawasi dengan menggunakan piranti lunak komputer. Dengan cara ini, mereka dapat memperoleh suatu perilaku ‘barcode’ atau ‘fingerprint’ untuk setiap persenyawaan yang mereka ujikan.

‘Kmi melakukan banyak sekali percobaan dalam pemrofilan ekspresi gen, jadi kita berpikir, munkin kita dapat menggunakan pendekataan yang sama dalam pengklusteran yang menggunakan pemrofilan ekspresi gen, tetapi untuk pemrofilan tingkah laku,’ jelas Schier. ‘Itu merupakan terobosan konseptual bagi kami – saat kita menyadari bahwa kita memiliki set data yang sangat banyak, kita telah memiliki sidik jari ini, dan kita dapat mengkelompokkan mereka dengan menggunakan kluster algoritma yang telah digunakan dalam pemrofilan ekspresi gen.’

Dengan menggunakan larva ikan zebrafish dapat membantu mengidentifikasikan obat – obatan untuk penyakit kejiwaan

Dengan menggunakan metode ini, tim dari Schier telah men – screen – kan hampir 4,000 struktur unik dan mencatat profil perilaku lebih dari 60,000 larva hanya dalam beberapa tahun saja, mendemonstrasikan potensi yang sangat besar sekali dari screen tersebut. Dengan menganalisa bagaimana persenyawaan yang mempengaruhi pola ikan yang tidur atau berenang ini mereka mampu mengelompokkan persenyawaan tersebut kedalam indikasi yang memungkinkan bagi obat – obatan. Salah satu molekular khusus, seperti contohnya – MRS-1220 – diklusterkan dengan persenyawaan antidepressant. Schier berpikir bahwa teknik ini dapat digunakan untuk melengkapi kultur sel dan studi yang berlanjut dengan membantu mengkarakteristikan sejumlah besar obat – obatan dengan sangat cepat sekali.

Su Guo, seorah ahli kimia farmasi yang memelajari perilaku ikan zebrafish pada Universitas California, di San Francisco, tertarik dengan pendekatannya Schier. ‘Ini melebihi dari ide yang baru dan tidak dapat ditiru dalam hal menggunakan perilaku ikan zebrafish sebagai sbuah pembacaan in vivo dalam pen – screen – an obat – obatan,’ kata Guo. Karena perilaku bersifat kompleks, namun begitu, dia berpikir bahwa tantangan yang sebenarnya masih jauh di depan – untuk mencari tahu dengan pasti bahan kimiawi apa yang dilakukan pada tingkat molekular dan selular.

Namun Schier mengatakan bahwa tekniknya memberikan informasi perilaku yang tepat dimana sangat esensial dalam mengembangkan obat – obatan penyakit kejiwaan. ‘Perilaku merupakan properti yang muncul dari banyaknya neuron – neuron yang berinterakasi dan tidak dapat dipelajari sebagian saja – anda tidak dapat mengurangi perilaku menjadi sekelompok sel – sel dalam kulturnya,’ kata dia. ‘Anda dapat memelajari beberapa aspek dari itu, seperti pelepasan gelembung, atau pembukaan saluran, tetapi kemudian apa yang dilakukan dalam konteks keseluruhan binatang, yang sangat keras sekalipun, sejauh ini, sanagta tidak memungkinkan untuk menirukannya di kultur tersebut.’

dari yang sederhana,,,,,,

Cara Ion Elektron
Kata Kunci: asam basa, ion elektron, Reaksi Redoks, reduktor oksidator

Ditulis oleh Zulfikar pada 26-05-2010

Beberapa langkah menyelesaikan persamaan reaksi redoks adalah :
1. Tentukan zat yang berperan sebagai oksidator dan tuliskan reaksi perubahannya.

2. Tentukan zat yang berperan sebagai reduktor dan tuliskan reaksi perubahannya

3. Seimbangkan persamaan oksidator/reduktor menurut jumlah atom masing-masing unsur dengan cara:
a. Jika reaksi berlangsung dalam larutan yang bersifat netral atau asam, tambahkan H2O atau H+ untuk menyeimbangkan jumlah atom O dan H. Perhatikan penyetaraan, untuk setiap kelebihan 1 atom O diseimbangkan dengan menambahkan satu molekul H2O pada posisi yang berlawanan (sebelah kiri atau kanan tanda panah), dilanjutkan dengan penambahan ion H+ untuk menyeimbangkan atom-atom H. Contoh:
MnO4- → Mn2+
Sebelum perubahan terdapat 4 atom O Sesudah perubahan tidak ada atom O Sebelah kanan tanda panah harus ditambahkan 4 molekul H2O untuk menyeimbangkannya 4 atom O dan persamaannya:
MnO4- → Mn2+ + 4 H2O
Sebelah kanan reaksi terdapat 8 atom H, sedangkan sebelah kiri reaksi tidak ada atom H, sehingga ditambahkan 8 ion H+, dan persamaan reaksi menjadi:
MnO4- + 8 H+ → Mn2+ + 4 H2O

b. Berbeda jika reaksi redoks berlangsung dalam larutan yang bersifat basa. kelebihan 1 atom Oksigen diseimbangkan dengan 1 molekul H2O pada sisi yang sama dan ditambahkan 1 ion OH- disisi tanda panah yang berlawanan. Setiap kelebihan 1 atom H diseimbangkan dengan menambahkan 1 ion OH- pada pihak yang sama, kemudian 1 molekul H2O pada pihak yang lain.

c. Jika atom H dan O berlebih pada pihak yang sama, dapat diseimbangkan dengan dengan menambahkan 1 ion OH-. Perhatikan contoh pada Bagan 7.4.
Bagan 7.4. Reaksi setengah sel untuk senyawa NO3- dalam suasana basa

4. Jika dalam perubahan, oksidasi suatu unsur membentuk kompleks dengan unsur lain, penyeimbangan dilakukan dengan menambah gugus atau unsur pembentuk kompleks tersebut.

5. Persamaan reaksi juga perlu disetarakan muatannya dengan cara menambahkan elektron-elektron.

6. Keseimbangan jumlah elektron yang dilepas reduktor harus sama dengan jumlah elektron yang oksidator. Penambahan kedua persamaan oksidator dan reduktor dan semua elektron disebelah kiri dan kanan tanda panah saling meniadakan.
Contoh:
Cu + HNO3 → Cu(NO3)2 + NO2 + H2O
1) menentukan zat oksidator dan perubahannya
NO3- → NO2

2) menentukan zat reduktor dan perubahannya
Cu → Cu2+

3) menyeimbangkan persamaan reaksi oksidator dan reduktor.
Oksidator:
NO3- → NO2
NO3- + 2H+ → NO2 + H2O

Reduktor:
Cu → Cu2+

4) menyeimbangkan Muatan reaksi.
NO3- + 2H+ → NO2 + H2O

Jumlah muatan sebelah kiri reaksi adalah : 
dalam NO3- = -1
dalam 2H+ = +2
maka jumlah muatan sebelah kiri = (-1) + 2 = +1
Sedangkan sebelah kanan muatannya adalah nol (0).
dalam NO2 = 0
dalam H2O = 0
Maka jumlah muatan sebelah kanan = 0
Penyetaraan selanjutnya dengan menjumlahkan reaksi oksidator dan reduktornya.

5) Penambahan persamaan oksidator reduktor.
Persamaan diatas merupakan peristiwa redoks yang terjadi, Sedangkan untuk mengoksidasi atom Cu diperlukan 2 nitrat sehingga bilangan oksidasinya naik menjadi dua (+2)
Disisi lain bilangan oksidasi N pada NO3- = 5 dan bilangan oksidasi N pada NO2 = 4, berarti turun.
Setiap ion Cu2+ di sebelah kanan reaksi mengikat molekul NO3-, maka tambahkan 2 ion NO3- di sebelah kiri.
Persamaan menjadi
NO3– + 4H+ + Cu + 2 NO3- → 2NO2 + 2H2O + Cu2+ + 2 NO3-
Cu + 4 H NO3 → Cu(NO3)2 + 2 NO2 + 2 H2O

Gaya Belajar Anda Visual, Auditori, atau Kinestetik ?

Dalam buku Quantum Learning dipaparkan 3 modalitas belajar seseorang yaitu : “modalitas visual, auditori atau kinestetik (V-A-K). Walaupun masing2 dari kita belajar dengan menggunakan ketiga modlaitas ini pada tahapan tertentu, kebanyakan orang lebih cenderung pada salah satu di antara ketiganya”.

1. Visual (belajar dengan cara melihat)

Lirikan keatas bila berbicara, berbicara dengan cepat. Bagi siswa yang bergaya belajar visual, yang memegang peranan penting adalah mata / penglihatan ( visual ), dalam hal ini metode pengajaran yang digunakan guru sebaiknya lebih banyak / dititikberatkan pada peragaan / media, ajak mereka ke obyek-obyek yang berkaitan dengan pelajaran tersebut, atau dengan cara menunjukkan alat peraganya langsung pada siswa atau menggambarkannya di papan tulis. Anak yang mempunyai gaya belajar visual harus melihat bahasa tubuh dan ekspresi muka gurunya untuk mengerti materi pelajaran. Mereka cenderung untuk duduk di depan agar dapat melihat dengan jelas. Mereka berpikir menggunakan gambar-gambar di otak mereka dan belajar lebih cepat dengan menggunakan tampilan-tampilan visual, seperti diagram, buku pelajaran bergambar, dan video. Di dalam kelas, anak visual lebih suka mencatat sampai detil-detilnya untuk mendapatkan informasi.

Ciri-ciri gaya belajar visual :

² Bicara agak cepat
² Mementingkan penampilan dalam berpakaian/presentasi
² Tidak mudah terganggu oleh keributan
² Mengingat yang dilihat, dari pada yang didengar
² Lebih suka membaca dari pada dibacakan
² Pembaca cepat dan tekun
² Seringkali mengetahui apa yang harus dikatakan, tapi tidak pandai memilih kata-kata
² Lebih suka melakukan demonstrasi dari pada pidato
² Lebih suka musik dari pada seni
² Mempunyai masalah untuk mengingat instruksi verbal kecuali jika ditulis, dan seringkali minta bantuan orang untuk mengulanginya
Strategi untuk mempermudah proses belajar anak visual :

1. Gunakan materi visual seperti, gambar-gambar, diagram dan peta.
2. Gunakan warna untuk menghilite hal-hal penting.
3. Ajak anak untuk membaca buku-buku berilustrasi.
4. Gunakan multi-media (contohnya: komputer dan video).
5. Ajak anak untuk mencoba mengilustrasikan ide-idenya ke dalam gambar.

2. Auditori (belajar dengan cara mendengar)

Lirikan kekiri/kekanan mendatar bila berbicara, berbicara sedang2 saja. Siswa yang bertipe auditori mengandalkan kesuksesan belajarnya melalui telinga ( alat pendengarannya ), untuk itu maka guru sebaiknya harus memperhatikan siswanya hingga ke alat pendengarannya. Anak yang mempunyai gaya belajar auditori dapat belajar lebih cepat dengan menggunakan diskusi verbal dan mendengarkan apa yang guru katakan. Anak auditori dapat mencerna makna yang disampaikan melalui tone suara, pitch (tinggi rendahnya), kecepatan berbicara dan hal-hal auditori lainnya. Informasi tertulis terkadang mempunyai makna yang minim bagi anak auditori mendengarkannya. Anak-anak seperi ini biasanya dapat menghafal lebih cepat dengan membaca teks dengan keras dan mendengarkan kaset.

Ciri-ciri gaya belajar auditori :

² Saat bekerja suka bicaa kepada diri sendiri
² Penampilan rapi
² Mudah terganggu oleh keributan
² Belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang didiskusikan dari pada yang dilihat
² Senang membaca dengan keras dan mendengarkan
² Menggerakkan bibir mereka dan mengucapkan tulisan di buku ketika membaca
² Biasanya ia pembicara yang fasih
² Lebih pandai mengeja dengan keras daripada menuliskannya
² Lebih suka gurauan lisan daripada membaca komik
² Mempunyai masalah dengan pekerjaan-pekerjaan yang melibatkan Visual
² Berbicara dalam irama yang terpola
² Dapat mengulangi kembali dan menirukan nada, berirama dan warna suara

Strategi untuk mempermudah proses belajar anak auditori :
1. Ajak anak untuk ikut berpartisipasi dalam diskusi baik di dalam kelas maupun di dalam keluarga.
2. Dorong anak untuk membaca materi pelajaran dengan keras.
3. Gunakan musik untuk mengajarkan anak.
4. Diskusikan ide dengan anak secara verbal.
5. Biarkan anak merekam materi pelajarannya ke dalam kaset dan dorong dia untuk mendengarkannya sebelum tidur.

3. Kinestetik (belajar dengan cara bergerak, bekerja dan menyentuh)

Lirikan kebawah bila berbicara, berbicara lebih lambat. Anak yang mempunyai gaya belajar kinestetik belajar melalui bergerak, menyentuh, dan melakukan. Anak seperti ini sulit untuk duduk diam berjam-jam karena keinginan mereka untuk beraktifitas dan eksplorasi sangatlah kuat. Siswa yang bergaya belajar ini belajarnya melalui gerak dan sentuhan.

Ciri-ciri gaya belajar kinestetik :

² Berbicara perlahan
² Penampilan rapi
² Tidak terlalu mudah terganggu dengan situasi keributan
² Belajar melalui memanipulasi dan praktek
² Menghafal dengan cara berjalan dan melihat
² Menggunakan jari sebagai petunjuk ketika membaca
² Merasa kesulitan untuk menulis tetapi hebat dalam bercerita
² Menyukai buku-buku dan mereka mencerminkan aksi dengan gerakan tubuh saat membaca
² Menyukai permainan yang menyibukkan
² Tidak dapat mengingat geografi, kecuali jika mereka memang pernah berada di tempat itu
² Menyentuh orang untuk mendapatkan perhatian mereka Menggunakan kata-kata yang mengandung aksi

Strategi untuk mempermudah proses belajar anak kinestetik:

1. Jangan paksakan anak untuk belajar sampai berjam-jam.
2. Ajak anak untuk belajar sambil mengeksplorasi lingkungannya (contohnya: ajak dia baca sambil bersepeda, gunakan obyek sesungguhnya untuk belajar konsep baru).
3. Izinkan anak untuk mengunyah permen karet pada saat belajar.
4. Gunakan warna terang untuk menghilite hal-hal penting dalam bacaan.
5. Izinkan anak untuk belajar sambil mendengarkan musik.
Gaya belajar dapat menentukan prestasi belajar anak. Jika diberikan strategi yang sesuai dengan gaya belajarnya, anak dapat berkembang dengan lebih baik. Gaya belajar otomatis tergantung dari orang yang belajar. Artinya, setiap orang mempunyai gaya belajar yang berbeda-beda. Bagaimana dengan gaya belajar Anda?

reaksi fusi dingin

Pada tahun 1989, dunia seakan dibuat terkejut saat Pons-Feischmann melaporkan penemuannya yang sangat kontroversial, yang kemudian disebut dengan apa yang dikenal sebagai ‘cold fusion’. Hal ini cukup beralasan, sebab apabila ini memang benar terjadi, maka batasan perhitungan termodinamika klasik yang selama ini menjadi pegangan para ahli dan ilmuwan telah berhasil dilampai dan akan menjadi suatu lompatan besar di dalam dunia ilmu reaksi nuklir dan fusi.

Pada saat itu, Pons-Feischman melaporkan adanya kelebihan (excess) energi panas pada proses rekasi elektrolisa air berat deuterium pada sel palladium (Pd). Produksi panas yang melebihi perhitungan ini di-klaim sebagai hasil reaksi nuklir fusi. Efek yang ditimbulkan dari laporan ini benar-benar berdampak besar. Dana puluhan milyar dollar amerika pun langsung dikucurkan baik oleh lembaga pemerintah maupun lembaga riset untuk melakukan pernelitian lanjutan tentang masalah ini.

Bantahan dan dukungan tentang hasil penelitian ini pun muncul secara bersamaan. Tak heran jika dalam Americal Physical Society meeting 1989 menjadi ajang ‘pertarungan’ para ahli untuk memperdebatkan masalah ini. Banyak yang menyatakan bahwa fenomena reaksi nuklir fusi hanyalah khayalan dan bentuk dari kesalahan analisis dari hasil percobaan. Dilain pihak, sedikitnya 10 negara telah berhasil memperoleh energi ‘asing’ seperti apa yang dilaporkan Pons-Feischman dalam berbagai penelitian yang mirip1.
Cold fusion?

‘Cold fusion’ diturunkan dari dua kata: cold (dingin) dan fusion (menyatu). Jadi proses cold fusion adalah proses bersatu atau bergabungnya senyawa-senyawa kimia ringan (nukleida) menjadi suatu yang lebih berat yang menghasilkan panas sebagai produk reaksi. Satu hal yang membedakan antara cold fusion dan reaksi nuklir fusi lainnya ada lah temperatur reaksi yang jauh lebih rendah. Temperatur menjadi variable yang sangat penting untuk keberlangsungan reaksi fusi. Dalam proses ionisasi (plasma) reaktan (biasanya berupa nukleida isotop hidrogen, seperti: deuterium (2D) dan tritium (3T)), dihasilkan nukleida-nukleida yang bermuatan sama sehingga cenderung bertolakan satu dengan yang lainnya, yang dikenal sebagai gaya tolak Coulomb. Pada jarak yang sangat dekat, nilai gaya tolak ini bias mencapai puluhan ribu kilo Newton. Untuk memberikan energi yang cukup yang dapat melampuai batasan gaya tolak Coulomb sehingga nukelida bisa saling bertumbukan, biasanya dilakukan pemanasan hingga mencapai temperatur 108 Kelvin (bayangkan suhu matahari yang ‘hanya’ 106 K). Jadi umumnya reaksi fusi dikenal sebagai ‘hot fusion’ atau ‘thermal fusion’.

Fenomena yang menyimpang yaitu reaksi fusi pada temperatur rendah (mendekati suhu ruang) inilah yang menjadi bahan perdebatan. Banyak yang tidak mempercayai hasil penelitian dari Pons-Feischman dan menganggap peristiwa ini sebagai ‘kesalahan’ belaka.
Pons-Feischman phenomena2

Lalu apakah yang mendasari Pons-Feischman sehingga berani melaporkan sesuatu yang berbau ‘kontroversial’. Ini tak lain dan tak bukan, dikarenakan hasil penelitiannya yang tidak sesuai dengan kalkulasi teoritis. Pons-Feischman melakukan eksperimen dengan mencelupkan batang paladium (Pd) ke dalam deuterium (D2O) atau dikenal pula sebagai air berat. Keseimbangan panas reaksi diukur dengan menggunakan kalorimeri. Dengan menggunakan prinsip sel elektrokimia yang terhubung sebuah baterai, jumlah energi yang tersuplai pada system dapat dihitung. Sebagai contoh, apabila nilai arus diasumsikan sebesar 0.1 ampere dan tegangan 12 V, maka akan diperoleh nilai hambatan (R) sebesar 120 ohm. Pada kondisi ini, elektroda akan menerima energi sebesar 0.1´12´120 atau 72 joule. Sebagian besar dari energi yang diterima, akan digunakan untuk memecah molekul deuterium (menjadi hidrogen dan oksigen) dan sisanya di ubah menjadi panas. Dengan kata lain, laju panas yang dihasilkan seharusnya kurang dari 72 joule. Tetapi Pons-Fleischmann memperolah hasil yang sebaliknya. Jumlah panas ternyata tidak lebih kecil dari 72 joule malahan jauh diatas (mencapai 20 kali) nilai energi masuk. Lalu apakah yang terjadi?

Banyak penjelasan yang disampaikan untuk menjelaskan fenomena ini. Hal ini dikarenakan Pons-Feischman sendiri meyakini adanya reaksi nuklir fusi tanpa bukti yang kuat.

Prof. Clarke dalam bukunya ‘Profiles of the Future’, menyatakan bahwa kemungkinan adanya nuklir fusi itu masuk akal dengan memunculkan istilah nuklir katalis sebagai jawaban tentang batasan tolakan Coulomb3. Tetapi tidak dijelaskan senyawa apakah yang bertindak sebagai katalis dalam peristiwa ini. Prinsip nuklir katalis diyakini terjadi pada proses fusi matahari, dimana karbon dan nitrogen memegang peran sebagai senyawa aktif-nya (catalytic site). Tidak juga paladium (Pd) yang bertindak sebagai elektroda dan di dalam dunia reaksi kimia dikenal sebagai bahan katalis, sebab ketika diganti dengan nikel (Ni) yang dikenal pula sebagai logam katalis, fenomena diatas tidak terjadi.

Pengukuran emisi partikel yang dihasilkan boleh dikatakan menjadi jalan yang terbaik untuk membuktikan kebenaran terjadinya reaksi nuklir fusi, karena saat itu, para ilmuwan hanya memperhitungkan faktor perhitungan energi panas saja.

Reaksi-reaksi nuklir fusi yang sangat mungkin terjadi pada fasa ini adalah:

No. Reaksi Energi yang dilepaskan (MeV)

1. 2D + 2D à 3T + p 4.03

2. 2D + 2D à 3He + n 3.27

3. 2D + 2D à 4He + g 23.85

4. 2D + 2T à 4He + n 17.59

5. p + 2D à 3He + g 5.49

6. p + 3T à 4He + g 19.81

Reaksi 1 dan 2 disebut-sebut sebagai reaksi yang ber-‘tanggung jawab’ atas terjadinya peningkatan energi panas yang ada. Banyak tanggapan yang diberikan berkenaan dengan keberlangsungan reaksi. Dr. Michael McKubre dalam laporannya kepada departemen energi USA, memaparkan adanya anomali (keanehan) adanya phenomena baru fisik yang memungkinkan adanya reaksi fusi: 2D + 2D à 4He + 23.85, meski dari pengukuran emisi, intensitas 4He sangatlah kecil. Reaksi ke-3 merupakan reaksi fusi yang umum berlangsung pada proses fusi panas (thermal fusion), dimana dihasilkan partikel 4He dan pancaran sinar gamma (g). Berseberangan dengan pendapat diatas dan bertitik tolak dari rendahnya intensitas sinar g yang dihasilkan, muncullah konsep reaksi baru. Reaksi yang berlangsung bukanlah DD reaction (2D+2D), melainkan HD reaction (2H+2D), dimana ini terjadi karena larutan D2O terkontaminasi oleh H2O. Pada HD reaction, reaksi tidak menghasilkan sinar g, dan kelebihan panas yang dihasilkan pun sangat kecil, tidaklah sebesar yang diperkiran semula.

Dua hasil yang sangat berbeda diperoleh dari penelitian Claytor4 dan Storms5. Jika Claytor melaporkan bahwa senyawa tritium berhasil diproduksi pada system Pd-D tegangan rendah, maka Storms melapokan hal sebaliknya. Lebih dari 250 sel elektrolit paladium dari berbagai jenis sumber dan lokasi telah dicoba, tetapi hanya 13 sel yang memproduksi tritium. Itupun dengan konsentrasi yang tidak signifikan untuk dikatakan bahwa telah terjadi reaksi fusi tersebut.
Reaksi Fusi dingin

Hingga saat ini, telah dikenal beberapa jenis reaksi fusi dingin, seperti:

1. Fusi berkatalis muon. Konsep reaksi fusi ini diperkenalkan oleh Steven Jones sekitar tahun 1980. Proses reaksi berlangsung via pembentukan muons (bermuatan sama dengan elektron tetapi memiliki massa 207´ lebih berat). Dimana muon inilah yang merupakan wujud energi hasil reaksi. Karena waktu hidup muon yang sangat singkat, maka hampir tidak mungkin untuk mendapatkan energi tersimpan dari proses ini.

2. The Farnsworth-Hirsch Fusor dikenal pula sebagai bentuk mikroskpis dari fusi panas. Dalam proses fusi, dilakukan akselerasi nukleida-nukleida reaktan sehingga berakibat naiknya temperature partikel, tetapi masih jauh dibawah temperatur fusi panas. Proses ini merupakan proses fusi yang murah, tetapi produksi panas yang dihasilkan tidaklah stabil.

3. Fusi Antimatter-initialized. Reaksi fusi pada proses ini akan diawali dengan ledakan kecil dan ledakan ini akan dikuatkan hingga mampu untuk memulai proses tumbukan partikel. Mahalnya dan kompleksnya peralatan pendukung menyebabkan proses ini tidak lagi dilirik sebagain sesuatu yang menjanjikan untuk dikembangkan.

Terlepas dari pro dan kontra, tidak ditutupi bahwa penelitian Pons-Feischmann memiliki keunggulan dibandingkan dengan proses reaksi fusi sejenis sebelumnya baik dari segi instrumentasi maupun teknis. Proses fusi panas masih terlalu berisiko untuk dilaksanakan selain juga menghabiskan biaya yang mahal. Tidak heran jika banyak ilmuwan menyatakan ketertarikannya untuk meneliti proses ini lebih lanjut. Bisa anda bayangkan, jikalau benar, maka kita akan bisa bepergian sejauh 100.000 mil hanya dengan berbekal 1 tangki air!! Tak hanya itu, para ilmuwanpun akan juga turut dibuat pusing. Francis F. Chen, pengarang buku proses fusi yang paling populer: Introduction to Plasma Physics and Controlled Fusion, mengatakan bahwa ia harus merevisi paling sedikit dua bab dalam bukunya jika fenomena Pons-Feischmann ini benar-benar terjadi.

Jadi? Anda tertarik untuk membuktikan mana yang benar?

Referensi:

[1] Josephson, B.D., ‘Pathological Disbelief’, Lecture of Nobel Laurent’s meeting, Lindau, June 30th, 2004.

[2] Fleischmann, M., Pons, S., ‘Electrochemically induced nuclear fusion of deuterium’, J. Electroanal. Chem., 261 (1989), 301-308.

[3] Mallove, E., ‘Arthure C. Clarke: The Man Who “Predicted” Cold Fusion and Modern Alchemy’, Infinite Energy Mag., special edition, issue 1-45, p. 7.

[4] Claytor, T.N., Jackson, D.D., Tuggle, D.G., ‘Tritium Production from A Low Voltage Deuterium Discharge on Palladium and Other Metals’, Infinite Energy Mag., special edition, issue 1-45, p. 25-29.

[5] Storm, E., ‘My Live with Cold Fusion as A Reluctant Mistress’, Cold Fusion & New Energy Symp., Manchester-New Hampshire, Oct 11, 1998.

Antonius Indarto

Mau Nangis gak?

1. Membantu Penglihatan
Air mata ternyata membantu penglihatan seseorang.. Cairan yang keluar dari mata dapat mencegah dehidrasi pada membran mata yang bisa membuat penglihatan menjadi kabur.. jadi cara penangkal rabun itu nangis..?

2. Membunuh Bakteri
Tak perlu obat tetes mata, cukup air mata yang berfungsi sebagai antibakteri alami.. Di dalam air mata terkandung cairan yang disebut dengan lisozom yang dapat membunuh sekitar 90% - 95% bakteri-bakteri yang tertinggal dari keyboard komputer, pegangan tangga, bersin dan tempat-tempat yang mengandung bakteri, hanya dalam 5 menit.. jadi kalo mata agan lagi sakit ato perih, mendingan nangis gan..

3. Meningkatkan Mood
Seseorang yang menangis bisa menurunkan level depresi karena dengan menangis, mood seseorang akan terangkat kembali.. Air mata yang dihasilkan dari tipe menangis karena emosi mengandung 24% protein albumin yang berguna dalam meregulasi sistem metabolisme tubuh dibanding air mata yang dihasilkan dari iritasi mata.. nah, jadi kalo mao nangis, nangis aja gan.. gak usah ditahan gara" malu..

4. Mengeluarkan Racun
Seorang ahli biokimia, William Frey telah melakukan beberapa studi tentang air mata dan menemukan bahwa air mata yang keluar dari hasil menangis karena emosional ternyata mengandung racun.. Tapi jangan salah, keluarnya air mata yang beracun itu menandakan bahwa ia membawa racun dari dalam tubuh dan mengeluarkannya lewat mata.. jadi itu tanda ny nangis itu sehat gan..

5. Mengurangi Stres
Bagaimana menangis bisa mengurangi stres..? Air mata ternyata juga mengeluarkan hormon stres yang terdapat dalam tubuh yaitu endorphin leucine-enkaphalin dan prolactin.. Selain menurunkan level stres, air mata juga membantu melawan penyakit-penyakit yang disebabkan oleh stres seperti tekanan darah tinggi..

6. Membangun Komunitas
Selain baik untuk kesehatan fisik, menangis juga bisa membantu seseorang membangun sebuah komunitas.. Biasanya seseorang menangis setelah menceritakan masalahnya di depan teman-temannya atau seseorang yang bisa memberikan dukungan, dan hal ini bisa meningkatkan kemampuan berkomunikasi dan juga bersosialisasi.. ya istilah ny curhat lah gan..

7. Melegakan Perasaan
Semua orang rasanya merasa demikian.. Meskipun Anda didera berbagai macam masalah dan cobaan, namun setelah menangis biasanya akan muncul perasaan lega.. Setelah menangis, sistem limbik, otak dan jantung akan menjadi lancar, dan hal itu membuat seseorang merasa lebih baik dan lega.. Keluarkanlah masalah di pikiranmu lewat menangis, jangan dipendam karena agan sewaktu-waktu bisa menangis meledak-ledak..

Free Counters
Weight Watchers Points